Senin, 17 November 2008

JASA QUANTITY SURVEYOR DALAM MENGANALISA PENAWARAN KONTRAKTOR

-1-
JASA QUANTITY SURVEYOR DALAM MENGANALISA PENAWARAN KONTRAKTOR
Sesmiwati dan Aifi Andrice I. I
Jurusan Teknik Ekonomi Konstruksi, Universitas Bung Hatta
cici_twin@yahoo.com
ABSTRAK : Perkembangan dunia konstruksi yang semakin modern dan kompleks yang bukan sekedar bangunan saja akan
tetapi lebih fungsional, lebih efisien dan sarat teknologi sejalan dengan keahlian dan teknik yang harus dimiliki oleh
Quantity Surveyor. Quantity Surveyor merupakan suatu profesi yang secara langsung mempengaruhi semua profesi dan
aktivitas dalam dunia konstruksi. Salah satu jasa tersebut adalah menganalisa penawaran peserta tender kemudian membuat
laporan tentang hasil analisa berdasarkan kepada penawaran harga sehingga mengetahui harga yang diajukan oleh peserta
tender adalah harga yang wajar dan memeriksa kelengkapan penawaran. Dalam laporan tender, Quantity Surveyor
merekomendasikan peserta tender yang memiliki penawaran terbaik yang mampu melaksanakan proyek yang direncanakan
tetapi keputusan akhir berada ditangan klien.
Kata Kunci : Jasa Quantity Surveyor, Analisa Tender, Laporan Tender.
ABSTRACT : Construction world now become more complexs and modern not only about building but also become more
efisien, fungsional, have more technology and it means Quantity Surveyor as a part of construction industry must have more
skill and knowledge. Analyzing the price of tender and then make the report about it is one kind service that the Quantity
Surveyor do. And in the report, Quantity Surveyor recomendate whose tender is the best for doing the project but actually
the last decision always come from client.
Key words : Quantity Surveyor Services, Tender Analysis, Tender Report.
1. PENDAHULUAN
Dalam perkembangan industri konstruksi, profesi Quantity Surveyor (QS) juga semakin berkembang karena jasa
Quantity Surveyor diakui sebagai sistem yang efisien dan ekonomis dalam suatu tim pembangunan yang dapat
mempengaruhi biaya, waktu dan kualitas dari suatu proyek pembangunan. Quantity Surveyor merupakan pakar
dibidang ekonomi konstruksi yang memiliki objektif untuk memastikan bahwa sumber daya yang terdapat di dalam
industri konstruksi dipergunakan secara maksimal dan ekonomis dengan memberikan jasa konsultasi biaya
konstruksi bagi klien dan design team selama proses konstruksi.
Quantity Surveyor merupakan penasehat keuangan dengan keahlian utama adalah menganalisa hasil desain dan
hubungan terhadap biaya, menasehati dan menjaga agar budget tetap terkendali termasuk prosedur kontrak dan
mengatur cara pendokumentasian dan administrasi keuangan (Angky D. Angkasa, 2004).
2. LINGKUP JASA QUANTITY SURVEYOR
Lingkup jasa Quantity Surveyor untuk melindungi dan menjaga kepentingan klien secara keseluruhan dan sesuai
dengan apa yang diharapkan dalam dunia konstruksi saat ini adalah:
2.1 Tahap Pra Kontrak
a. Analisa kelayakan proyek (feasibility studies)
b. Estimasi awal dan studi biaya desain alternatif (budget estimate, cost plan and cost studies of alternative
design)
c. Menyiapkan rincian daftar pekerjaan (Bill of Quantity)
d. Menyiapkan dokumen tender
e. Memberikan nasehat dan pengarahan pada pelaksanaan pelelangan dan pemilihan para kontraktor
f. Membuat dokumen kontrak
2.2 Tahap pasca kontrak
a. Mengevaluasi prestasi pekerjaan dan merekomendasikan sertifikat pembayaran
b. Menghitung atau mengevaluasi dan menegosiasikan atas pekerjaan tambah kurang
c. Menyiapkan laporan keuangan (financial statement)
d. Administrasi kontrak dan keuangan.
e. Menyiapkan laporan akhir mengenai total pembiayaan pembangunan proyek (final account)
Selain jasa-jasa utama diatas, masih ada jasa-jasa tambahan yang dapat dilakukan yaitu:
1. Menyiapkan harga satuan pada Bill of Quantities dan menegosiasikan dan menilai analisa harga satuan
kontraktor.
-2-
2. Mengevaluasikan atau mengaudit pelaksanaan pekerjaan, kondisi dan persyaratan kontrak untuk persiapan
menghadapi tuntutan/klaim didalam kasus arbitrase.
3. Mengevaluasikan bangunan yang terbakar untuk membantu Klien menghitung klaim asuransi kebakaran.
4. Mengevaluasi atau mengaudit terhadap bangunan yang telah cukup lama dihentikan atau tidak diselesaikan
karena sesuatu hal oleh Pemilik/Klien akan segera dilanjutkan.
5. Masuk kedalam organisasi Manajemen Konstruksi dalam pelaksanaan pembangunan.
3. PEMERIKSAAN TENDER
Pemeriksaan tender dan pembuatan laporan tender merupakan jasa yang dapat diberikan oleh Quantity Surveyor
pada tahap para kontrak. Dimana Quantity Surveyor akan menganalisa penawaran dari peserta tender dan membuat
laporan tender untuk merekomendasikan penawaran yang terbaik untuk selanjutnya diputuskan oleh klien.
Setelah proses tender dan diterimanya penawaran dari peserta tender maka selanjutnya Quantity Surveyor akan
menganalisa dan membuat laporan tender yang akan disampaikan kepada klien.
Yang paling penting didalam menganalisa tender adalah memeriksa harga satuan pekerjaan yang dimasukkan oleh
peserta tender apakah sesuai atau tidak. Quantity Surveyor dalam memeriksa penawaran kontraktor atau Bill of
Quantity (BQ) harus memperhatikan kesalahan-kesalahan yang terjadi ataupun keganjilan yang ada. Tujuan dari
menganalisa tender adalah meghindari kesalahan dalam mengisi harga satuan ataupun perkalian (arithmatic)
sehingga dapat memastikan bahwa tidak ada kesalahan yang dibuat untuk kontrak tersebut.
Pada dasarnya ada beberapa hal yang perlu ditekankan dalam menganalisa penawaran peserta tender yaitu:
1. Arithmatical checking
2. Perbandingan antara harga penawaran peserta tender dengan harga anggaran dari QS
3. Kelengkapan dokumen tender
(Angky D. Angkasa, 2004)
Mungkin timbul pertanyaan “Mengapa pemeriksaan penawaran tender harus secara detail?”. Ini disebabkan
banyaknya komponen bagian dari tender yang memerlukan pemeriksaan terhadap kesalahan pada Bill of Quantity
(BQ) dan schedule of rates. Disisi lain, masalah juga dapat timbul pada saat konrak berjalan dan dalam penyelesaian
final account. Sebagai contoh, kesalahan mungkin terjadi pada BQ dimana perkalian antara volume (kuantiti) dengan
harga satuan sehingga menghasilkan jumlah yang salah. Hendaknya keadaan ini dihindari karena akan menyulitkan
(Jack Ramus dan Simon Birchall, 1996).
Alasan lain pemeriksaan tender terutama harga penawaran harus dilakukan adalah untuk melihat apakah ada
kesalahan arithmatical karena sangat tidak bijaksana membiarkan kontraktor mengikuti tender. Karena apabila
peserta tender tersebut terpilih untuk melaksanakan proyek tersebut akan bekerja dengan keuntungan yang sangat
rendah (asumsi nilai tender rendah). Tetapi apabila kesalahan tersebut menyebabkan kontraktor beruntung maka
akan sangat tidak adil bagi klien untuk membayar yang lebih dari seharusnya.
Menurut Jack Ramus dan Simon Birchall, perbedaan-perbedaan yang biasa terjadi dalam tender adalah:
a. Kesalahan Arithmatical
Kesalahan seperti ini dapat terjadi pada perkalian volume (kuantiti) dengan harga satuan, penjumlahan total
nilai tiap halaman, pada saat memindahkan total nilai di tiap halaman ke summaries, pada saat menambahkan
persentase tambahan pada general summary atau saat memindahkannilai total ke format tender.
b. Kesalahan Menghargakan
Kesalahan seperti ini sangat terlihat jelas karena akan menyebabkan nilai menjadi sangat tingi atau rendah.
Kesalahan menghargakan ini terkadang terjadi pada saat merubah perhitungan kubik menjadi perhitungan
keluasan terpadu atau dari perhitungan keluasan terpadu menjadi linear. Kesalahan lain yang sering terjadi
adalah lupa memberi harga pada item perkerjaan tertentu.
Pada item yang sama di bagian yang berbeda dihargakan berbeda tanpa memberikan alasan yang jelas,
perbedaan ini disebabkan oleh estimator lupa bahwa item tersebut sudah diidentifikasikan sebelumnya.
Kesalahan seperti ini sangat jarang terjadi proses konstruksi yang memisahkan BQ menjadi beberapa bagian
berdasarkan elemen yang berbeda.
c. Cara Menghargakan
Terkadang peserta tender tidak memberi harga pada seluruh item misalnya pada pekerjaan pendahuluan
(preliminaries). Nilai ini dimasukkan pada bagian lain atu dimasukkan pada nilai keseluruhan. Hal ini dapat
menimbulkan kesulitan pada saat ada permintaan untuk menghargakan nilai pekerjaan pendahuluan.
Seperti pada proyek XYZ dengan paket pekerjaan struktur dan arsitektur (jenis tender negosiasi atau
penunjukan langsung) terdapat perbedaan cara menghargakan antara kontraktor dengan Quantity Surveyor.
Seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
-3-
TABEL 1 : PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA
No Item Pekerjaan Estimasi Penawaran Perbedaan %xQS
QS (Rp) Kontraktor (Rp) (3) = (2 ) - (1)
1 2 3 4
1 Preliminaries 2,327,322,754.00 2,228,306,000.00 (99,016,754.00) -4.25
2 Pek. Pondasi 6,188,031,050.00 4,731,825,922.23 (1,456,205,127.77) -23.53
3 Pek. Struktur 22,786,115,280.00 18,226,511,139.60 (4,559,604,140.40) -20.01
4 Pek. Arsitektur 13,942,908,449.00 15,530,583,657.75 1,587,675,208.75 11.39
5 Pek. Sarana Luar 2,182,981,850.00 2,156,916,471.80 (26,065,378.20) -1.19
Sub total I 47,427,359,383.00 42,874,143,191.38 (4,553,216,191.62) -9.60
Contingencies 5% 0.00 2,143,707,159.57 2,143,707,159.57
Sub total II 47,427,359,383.00 45,017,850,350.95 (2,409,509,032.05) -5.08
Jasa Pemborong
10% 0.00 4,501,785,035.09 4,501,785,035.09
Sub total III 47,427,359,383.00 49,519,635,386.04 2,092,276,003.04 4.41
PPN 10% 4,742,735,938.30 4,951,963,538.60 209,227,600.30
Total 52,170,095,321.30 54,471,598,924.65 2,301,503,603.35 4.41
Dengan adanya perbedaan cara menghargakan maka penawaran kontraktor lebih tinggi dari estimasi QS sebesar
4,41%. Tetapi pada sub total I yang merupakan total dari pekerjaan preliminaries, pondasi, struktur, arsitektur dan
sarana luar, penawaran kontraktor lebih kecil dari estimasi QS dengan selisih 9,6%.
Perbedaan cara menghargakan tersebut yaitu pada:
a. Adanya contingencies sebagai alokasi dana untuk antisipasi perubahan kerja sebesar 5 % dari total biaya
proyek pada penawaran kontraktor.
b. Pada penawaran kontraktor terdapat jasa pemborong sebesar 10 % dari total biaya proyek ditambah
contingencies. Sedangkan pada estimasi QS, jasa pemborong dimasukkan ke dalam harga satuan. Sehingga
terdapat perbedaan yang cukup besar pada pekerjaan struktur, pondasi dan arsitektur dimana estimasi QS pada
total harga pekerjaan tersebut lebih besar dari penawaran kontraktor (lihat grafik 1).
-4-
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
Rp juta
PR PD ST AS SL
Item Pekerjaan QS
Kontraktor
Grafik 1 : Perbandingan Estimasi QS dengan Penawaran Kontraktor
4. LAPORAN TENDER
Dalam laporan tender, QS akan menjelaskan mengenai:
a. Price level, tiap peserta tender apakah harga penawaran tersebut tinggi atau rendah terhadap harga yang
dianggap wajar
b. Kualitas harga penawaran apakah terdapat harga-harga item pekerjaan yang tidak wajar
c. Kesalahan aritmatikal dan ketidakkonsistennya harga penawaran
Laporan tender dari QS akan merekomendasikan penawaran terbaik sehingga sangat membantu klien dalam
menentukan dan menunjuk kontraktor yang dianggap mampu melaksanakan pekerjaan yang direncanakan.
Bukanlah hal yang bijaksana jika klien mempunyai hubungan langsung dengan peserta tender. Bagaimanapun juga
pada saat tender berlangsung, klien tidak merasa tertekan dalam memutuskan menerima tender terendah atau tender
lain sehingga kontraktor yang lain dapat menerima alasan penolakan dengan baik. QS harus memiliki alasan yang
tepat jika tender terendah tidak terima.
Berikut ini merupakan laporan tender pada proyek XYZ dengan lingkup pekerjaan IT yang diikuti oleh tiga
perusahaan yaitu PT A, PT B, PT C (jenis tender kompetisi selektif). Pada laporan tender tersebut, Quantity Surveyor
menganalisa penawaran peserta tender berdasarkan kepada:
􀂄 Lingkup pekerjaan yang ditawarkan
􀂄 Periode dan tata cara pelaksanaan
􀂄 Harga penawaran
􀂄 Jadwal pembayaran
􀂄 Jaminan dan masa pemeliharaan
􀂄 Training untuk operator
Tabel 2: Harga Penawaran Peserta Tender Proyek Xyz
NO PERUSAHAAN HARGA PENAWARAN
1.
2.
3.
PT. A
PT. B
PT. C
Rp 1.923.022.350,-
Rp 1.973.195.840,-
Rp 2.287.795.800,-
Berdasarkan tabel 2 di atas, harga penawaran PT A merupakan harga penawaran terendah peserta sedangkan PT C
menawarkan harga penawaran yang tertinggi dari peserta tender lain. Secara umum penawaran yang diajukan oleh
PT A dan PT B cukup baik dari segi harga, lingkup pekerjaan dan tata cara pelaksanaan di lapangan, tetapi terdapat
beberapa hal penting yang perlu diklarifikasikan. Sedangkan PT C penawaran yang diajukan tertinggi dari segi harga
dan terdapat beberapa hal yang belum termasuk penawaran.
Berdasarkan dari analisa yang telah dibuat berdasarkan penawaran harga dan kelengkapan penawaran, QS
merekomendasikan agar PT A dan PT B dapat mengklarifikasi penawaran sehingga akan didapati penawaran yang
lebih lengkap dan optimal.
5. KESIMPULAN
Quantity Surveyor merupakan suatu profesi yang secara langsung mempengaruhi semua profesi dan aktivitas dalam
dunia konstruksi. Salah satu jasa Quantity Surveyor pada tahap para kontrak adalah menganalisa tender dan membuat
laporan tender. Dalam menganalisa tender yang harus diperhatikan adalah arithmatical checking, perbandingan
-5-
antara harga penawaran peserta tender dengan harga anggaran dari Quantity Surveyor, kelengkapan dokumen tender.
Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam tender adalah kesalahan arithmatical, kesalahan menghargakan,
kesalahan dalam cara menghargakan. Laporan tender dari Quantity Surveyor kepada klien akan sangat membantu
untuk memutuskan kontraktor yang mampu melaksanakan proyek tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Dharma Angkasa, 2004, Kursus Singkat Quantity Surveying, Bandung
_____________, Seminar Sehari Peranan Profesi Quantity Surveyor dalam Industri Konstruksi di Indonesia, Padang
Ramus Jack, Simon Birchall, 1996, “Contract Practice for Suveyors”, Laxtons
Seeley, Ivor H, 1984, “Quantity Surveying Practice”, London, MacMillan Publisher Ltd.

PROSPEK DAN POTENSI TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI

-1-
PROSPEK DAN POTENSI TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI
Zulherman, Martalius Peli, Wahyudi Putra Utama, Nengah Tela, Nursyam Saleh
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta
Jl. Sumatera Ulak Karang, Padang
zulherman74@yahoo.com
ABSTRAK : Dunia konstruksi merupakan salah satu sektor perekonomian yang sangat penting dalam suatu negara. Industri
konstruksi merupakan aktivitas-aktivitas dan penghasilan produk yang terkait dengan pembangunan properti. Dunia
konstruksi merupakan aktivitas berkesinambungan yang melibatkan perencanaan pembangunan, pengawasan pembangunan,
manajemen konstruksi, konstruksi bangunan dan infrastruktur untuk berbagai fungsi seperti perumahan, perdagangan,
perindustrian dan transportasi. Berbagai jenis data dan informasi merupakan elemen terpenting dalam suatu proyek
konstruksi. Data dan informasi yang digunakan merangkumi tingkatan perencanaan, konstruksi dan pengelolaan atau
manajemen. Hasil dari kemajuan teknologi dalam bidang informasi, aplikasi sistem informasi geografi telah dicipta dan
dimanfaatkan secara luas dengan kemampuan dalam menyimpan, menganalisis, mengolah dan menampilkan informasi
ruang/spatial dan atribut dengan mudah, cepat dan efektif. Makalah ini membicarakan prospek dan potensi aplikasi
Teknonolgi Informasi/Sistem Informasi Geografi dalam dunia konstruksi. Ia menjelaskan fungsi teknologi informasi pada
industri konstruksi, manajemen data dan penggunaan yang terkait dengan proses pembangunan dan konstruksi serta trend
perkembangan teknologi informasi masa depan.
Kata-kata kunci : Teknologi Informasi, Data Digital, Managemen Konstruksi
1. PENGENALAN
Industri konstruksi merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat penting bagi suatu negara. Ia merangkumi
pelaksanaan beberapa aktivitas dan penghasilan produk-produk konstruksi tertentu yang biasannya terkait dengan
pembangunan properti. Dari sudut aktivitas, ia melibatkan pekerjaan perencanaan, desain, pelaksanaan, perbaikan,
pemakaian, renovasi atau memusnah. Dari segi produk, industri konstruksi menghasilkan fisik bangunan, lapangan
udara, pelabuhan, jalan raya, jembatan, rel keretapi, terowong, eksplorasi tanah, sistem drainase dan sebagainya
(Ofori, 1990).
Konstruksi merupakan kegiatan yang berkesinambungan dalam pembangunan properti dan infrastruktur. Mereka
yang terlibat dalam industri ini memainkan peranan penting dalam mencorakkan lingkungan kota dan wilayah
melalui konstruksi kawasan perumahan, fasilitas komersil dan perdagangan, jalan raya, sistem drainase dan
pembangunan lainnya searah dengan kebutuhan pemerintahan daerah.
Aktivitas-aktivitas konstruksi mempunyai empat tingkatan utama yaitu:
1. tahap konsep, yang mana pihak klien memastikan keinginan dan menjelaskan kepada konsultan yang akan
mengkaji keperluannya, membuat rencana dan melakukan kajian kelayakan pembangunan,
2. tahap desain, yang melibatkan perbaikan konsep, penyiapan gambar dan informasi serta menyediakan
dokumen kontrak;
3. tahap konstruksi struktur bangunan, yang mana program konstruksi disiapkan dan konstruksi lapangan
dilaksanakan; dan
4. tahapan operasional, yang mana merupakan aktivitas pemakaian, perbaikan atau pemeliharaan terhadap
bangunan yang telah siap dibangun secara berkelanjutan (Ofori, 1990).
Sejak seabad yang lalu, Sistem Informasi Geografis, atau ringkasnya lebih dikenali dengan GIS, sudah berupaya
meyakinkan banyak organisasi sektor pemerintahan dan swasta dalam membantu meningkatkan mutu pekerjaan
operasional harian pekerjaan mereka. Teknologi informasi geografis adalah teknologi yang senantiasa berkembang
mengikuti perkembangan waktu, khusus direkabentuk untuk menyimpan, menyusun, memanipulasi, menganalisis,
permodelan dan menampilkan informasi dalam bentuk data ruang dan atribut (Aronoff, S, 1989, dan Yaakup, 2001).
Disebabkan kemampuan ini, teknologi informasi geografis telah menjadi satu bentuk sistem informasi yang telah
diterima secara luas dalam berbagai bidang pekerjaan untuk menangani dan memproses data yang mempunyai
rujukan geografis dengan cepat dan dengan akurasi yang tinggi. Perubahan yang pesat dalam teknologi komputer
telah memungkinkan suatu pekerjaan yang sulit dilaksanakan masa lalu menjadi mudah pada zaman sekarang ini
(Zulherman, 2002).
Bagi industri konstruksi, kelancaran suatu proyek pembangunan antara lain bergantung kepada informasi yang
lengkap sejak dari tahap awal pelaksanaannya. Ia melibatkan informasi yang diperoleh dari berbagai tahapan
pekerjaan semenjak dari perencanaan pembangunan sampai tahapan konstruksi di lokasi proyek serta pemanfaatan
hasil pekerjaan konstruksi yang telah dilakukan.
Dalam industri konstruksi, salah satu kemampuan utama teknologi sistem informasi geografis adalah menampilkan
peta/gambar konstruksi sekaligus bersama informasi atribut-atributnya. Teknologi ini termasuk kemampuannya
menunjukkan ciri-ciri terkait dengan lokasi sebenar (geografi) di atas gambar, menentukan nilai, status IMB, fungsi
-2-
bangunan, material bangunan, jenis pembangunan dan lain-lain. Kemampuannya memperbesar dan mengecilkan
gambar menunjukkan keberbagaian perincian yang dapat ditampilkan dan dicetak di atas hard copy (Klosterman,
R.E., 2001).
Makalah ini membicarakan potensi penggunaan teknologi GIS dalam industri konstruksi dengan memfokuskan
kepada prospek dan penggunaannya. Pembicaraan ini merangkumi fungsi GIS dalam industri konstruksi,
pembentukan pangkalan data yang berhubungan dengan industri konstruksi dan penggunaan GIS masa kini dan trend
masa depan.
2. TEKNOLOGI GIS DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI
Aplikasi teknologi GIS dalam industri konstruksi dapat dibagikan dalam dua jenis informasi iaitu:
a) informasi yang berkait dengan perencanaan pembangunan pada lokasi pembangunan proyek yang diperlukan
pada tahap kajian awal, persiapan rencana dan desain. Informasi ini diperlukan ketika membuat permohonan
dan untuk mendapatkan izin dari Pemerintah Daerah (PEMDA). Penggunaan GIS di bagian ini biasanya
dilakukan oleh pihak PEMDA itu sendiri. Data-data tersebut adalah seperti penzoningan kawasan, guna
tanah yang direncanakan, komponen pembangunan atau komponen bangunan, utilitas, status tanah, status
pemilik dan segala persyaratan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
b) informasi yang terkait dengan tahap perencanaan proyek dan operasional lahan seperti jadual kerja,
pengelolaan dokumen, bahan bangunan dan dana proyek. Penggunaan teknologi GIS pada bagian ini adalah
khusus pada managemen proyek konstruksi yang mempersiapkan proyek dari mula hingga akhir pekerjaan
konstruksi.
3. GIS DALAM MANAGEMEN TAPAK PROYEK KONSTRUKSI
Dalam pengelolaan proyek konstruksi, transfer informasi dan hubungan kerja yang tepat dan cepat sangatlah
diutamakan yang merangkumi setiap aktivitas dan fase konstruksi. Setiap aktivitas mempunyai kaitan dengan jadual
kerja dan biaya konstruksi. Sekiranya informasi mengenai suatu elemen bangunan, misalnya material atau ukuran
yang tidak jelas atau tidak didapati maka penjelasan dan penyelesaian dari pihak konsultan diperlukan dalam waktu
yang cepat. Apabila tanggapan dari pihak konsultan terlambat diterima, maka akan menyebabkan pekerjaan
konstruksi tertunda manakala pihak kontraktor terpaksa menanggung kerugian terhadap biaya pekerja dan peralatan
yang digunakan dalam konstruksi. Hubungan antara kontraktor dengan konsultan adalah kontiniu karena konsultan
bertindak sebagai pengawas yang mengawasi setiap tahapan pekerjaan dan memastikan penggunaan material
bangunan sesuai dokumen spesifikasi teknis. Konsultan juga memeriksa semua pekerjaan yang telah disiapkan dan
menghitung kuantiti pekerjaan untuk pembayaran upah kepada pihak kontraktor.
Kepakaran pelaksanaan proyek merupakan tugas yang sangat penting dalam menentukan proyek dapat disiapkan
tepat waktu dan sesuai anggaran biaya yang telah ditetapkan. Sistem penjadualan yang efisien terdiri dari penyediaan
bahan dan komponen bangunan, koordinasi aktivitas pekerjaan setiap bidang, hubungan dengan supplier bahan
bangunan serta pengelolaan dana, membutuhkan banyak perhatian sesuai tahap kemajuan pekerjaan. Semua proses
managemen konstruksi memerlukan dukungan pengelolaan informasi yang efektif. Pembangunan sistem informasi
adalah untuk mencapai tujuan efisiensi dan ekonomis supaya terhindar dari gangguan dan keterlambatan dalam
pelaksanaan, pembaziran dana, dan sebagainya.
Penggunaan teknologi GIS dalam pengelolaan konstruksi dapat membantu managemen proyek melihat kemajuan
proyek melalui pangkalan data dengan menampilkan informasi gambar dan atribut secara bersamaan. Teknologi
informasi ini dapat melakukan pertanyaan (query), pencarian (search) dan perbaikan yang dapat dilakukan dengan
mudah dan cepat.
Untuk pengaplikasian GIS dalam proyek konstruksi bangunan, maka perlu dibangunkan pangkalan data GIS terlebih
dahlulu. Pembangunan pangkalan data GIS dilakukan seperti membagikan setiap lantai bangunan menjadi beberapa
sektor ruang, setiap lantai diwakili sebagai lapisan (layer) dan setiap komponen bangunan seperti tiang, balok,
pondasi, bukaan dan seterusnya disimpan dalam pangkalan data dengan atribut yang menjelaskan setiap komponen
yang terkait seperti tanggal dimulai pekerjaan, tanggal diperkirakan selesai, jenis bahan yang digunakan, ukuran atau
posisi dan sebagainya (Moore, 1998). Tabel 1 dibawah menjelaskan ilustrasi rangka pangkalan data GIS yang bisa
dikembangkan dalam suatu proyek konstruksi bangunan gedung.
Tabel 1: Contoh Elemen Konstruksi dan Atributnya
Elemen
Konstruksi
Kode
Sektor
Kode
Tingkat
Atribut
Dasar 1-10 PND Aktivitas ID, Lokasi, Kedalaman, Ketinggian, Tanggal
Mulai, Tanggal Selesai, Kuantiti, …..
Tiang 1-10 LT Aktivitas ID, Lokasi, Ketinggian, Tanggal Mulai, Tanggal
Selesai, Kuantiti, …..
Dinding 1-10 LT Aktivitas ID, Lokasi, Jenis, Ketinggian, Tanggal Mulai,
Tanggal Selesai, Kuantiti, …..
-3-
Bukaan 1-10 LT Aktivitas ID, Lokasi, Jenis, Ketinggian, Tanggal Mulai,
Tanggal Selesai, Kuantiti, Supplier, …..
Atap 5-10 BM Aktivitas ID, Lokasi, Tanggal Mulai, Tanggal Selesai, …..
Balok pre-cast 1-10 LP, LT Aktivitas ID, Lokasi, Mark, Crane, Ketinggian, Tanggal
Mulai, Tanggal Selesai, …..
……………… …….. ……. ……………….
dst.………… …….. ……. ……………….
Sumber: Moore, J.P.(1998)
Melalui sistem interface GIS yang didesain khusus, pihak pelaksana proyek bisa mendapatkan informasi (query)
untuk setiap elemen konstruksi dan menampilkannya pada layar dengan mudah, misalnya melihat status konstruksi
dengan melihat elemen bangunan dalam sektor yang sedang dibangun, sektor yang bermasalah ataupun sektor yang
memerlukan perhatian atau penanganan secepatnya. Dalam prosedur request for information (RFI), pihak kontraktor
akan mengemukakan masalah yang dihadapi mengenai suatu elemen bangunan kepada pengawas proyek untuk
mendapat kepastian. Melalui sistem teknologi GIS pihak pengawas akan mendapatkan lansung elemen tersebut dari
pangkalan data dan memindahkan informasi tersebut kepada pihak konsultan arsitek dengan secepatnya. Setiap
elemen yang mempunyai RFI bisa dilihat lokasinya langsung pada gambar bangunan. Lokasi strategis untuk crane
pengangkut material bangunan juga dapat dilakukan dengan menggunakan perintah (command) buffer dari beberapa
posisi lahan yang direncanakan.
Selain itu, teknologi GIS juga dapat membantu pihak managemen memantau kualitas pekerjaan pembangunan
konstruksi bangunan dengan mengambil gambar foto atau rekaman video setiap tahap pekerjaan konstruksi
kemudian dapat disimpan dalam pangkalan data GIS yang dihubungkan dengan elemen atau ruang yang berkenaan.
Pada saat rapat kemajuan proyek, gambar foto atau video tersebut dapat tampilkan melalui kemampuan Hotlink yang
terdapat pada software GIS yang digunakan. GIS juga dapat melakukan analisis apabila terjadinya keterlambatan
pekerjaan dan menampilkan bagian bangunan yang efisien ataupun yang tidak efisien dan menghubungkannya
dengan biaya yang telah digunakan. Selain itu GIS juga mamapu menganalisis dampak biaya pembangunan apabila
terjadi keterlambatan pekerjaan dan dapat mengetahui mengapa hal tersebut terjadi. Keberhasilan dalam pekerjaan
konstruksi bangunan bermakna tercapainya tujuan pembangunan fisik bangunan sesuai dengan anggaran biaya yang
tersedia serta selesai dalam jangkawaktu yang telah ditetapkan.
4. TREND TEKNOLOGI GIS DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI MASA DEPAN
Kemajuan teknologi informasi telah memberi peluang yang sangat luas bagi aplikasi GIS dapat digunakan dalam
berbagai bidang pekerjaan. Satu dari trend penggunaan GIS dalam industri konstruksi adalah melalui penggunaan
informasi melalui alam maya – Internet.
Penggunaan teknologi GIS dalam industri konstruksi diperkirakan memberi manfaat yang besar sehingga informasi
dapat ditampilkan dan diperoleh dengan berbagai cara. Melalui aplikasi Web GIS, informasi mengenai konstruksi
dapat digunakan secara bersamaan oleh beberapa pihak seperti managemen proyek, kontraktor, developer, konsultan
arsitek, pihak pemerintahan dan masyarakat melalui Internet yang kini merupakan cara berkomunikasi dan kerjasama
yang sangat efektif.
Internet merupakan koleksi rangkaian komputer seluruh dunia yang memberi kesempatan untuk mendapatkan dan
memakai bersama informasi di alam maya. World Wide Web (WWW) adalah satu proyek untuk mendapatkan
informasi dari berbagai rangkaian komputer melalui Internet. World Wide Web juga dapat menyalurkan informasi
berbentuk multimedia seperti gambar, peta, desain dan grafik dengan sangat mudah seperti mengirim teks. Internet
saat ini menjadi pilihan untuk mengadakan transaksi seperti perdagangan elektronik, pendidikan elektronik,
administrasi elektronik dan sebagainya. Teknologi GIS juga dapat digunakan melalui Internet dengan adanya
Internet Mapping System (IMS). Informasi ruang dan atribut bisa dapat dengan mudah, cepat, efisien dan murah
melalui browser yang bisa didapati secara gratis. Fungsi dasar seperti zoom-in (dekat), zoom-out (jauh), pan,
hyperlink, mencapai informasi (query) bisa dilakukan dengan mudah (Yaakup, 2001).
5. KESIMPULAN
Proses pembangunan dan tahapan pelaksanaan pada industri konstruksi sangat tergantung pada berbagai jenis
informasi yang didapatkan dari pihak pemerintahan, masyarakat ataupun perusahaan swasta. Pemprosesan dan
pengelolaan informasi menggunakan teknologi GIS telah terbukti memberi kelebihan yang sangat luar biasa terhadap
setiap pihak yang terkait dalam industri ini dibandingkan dengan pengendalian informasi secara tradisional.
Penggunaan teknologi GIS dapat menghasilkan pekerjaan yang teratur, efektif dan menghematkan biaya.
Seiring dengan perkembangan teknologi dibidang informasi yang begitu pesat, penggunaan GIS diperkirakan
menjadi lebih mudah, murah dan dapat memproses informasi dengan cepat. Informasi juga dengan mudah dipakai
bersama oleh beberapa pihak terutama melalui Web GIS yang mampu melaksanakan fungsi-fungsi GIS seperti yang
terdapat pada software GIS yang beredar di pasaran.
Pengalaman dan aplikasi GIS dalam industri konstruksi dunia telah menjadi satu cambuk dan tantangan tersendiri
bagi indutri konstruksi Indonesia dan Sumatera Barat khususnya. Sudah saatnya industri konstruksi kita dapat lebih
-4-
membuka mata untuk bergerak lebih maju meninggalkan cara konvensional bagi kompetisi yang lebih tajam pada
masa depan terutamanya tantangan dunia global.
LITERATUR
Aronoff, S. (1989). Geographical Information Systems: A Management Perspective. Pp. 39. Ottawa : WDL Publications.
Klosterman, R.E. (2001). The What If? Planning Support System. In Brail R.K. and Klosterman R.E. (eds.), Planning
Support Systems. Pp. 263. Redlands, California: ESRI Press.
Moore, J. Patrick (1998). Building A Baseball Stadium Using GIS. Integral GIS Inc., Seattle, Washington.
Ofori, George (1990). The Construction Industry, Aspects of its Economic and Management. Pp. 20. Singapore: Singapore
University Press.
Yaakup A.B, Zulherman, Mohd. Nuruddin Abdul Kadir, and Nuha Musa (2001). “GIS For Geohazard Assessment In
Monitoring Urban Development In Klang Valley Region Malaysia.” Makalah yang dipresentasikan pada
‘CUPUM2001’ di Hawaii.
Yaakup, A., Jama’an, J., Abu Bakar, Y. and Sulaiman, S. (2001). Web-based GIS for Public Participation in Urban Planning
and Management; Case Study: Klang Valley Region. Proceeding of Asia GIS 2001, Tokyo, Japan
Yaakup, A.B., Johar, F. and Yusof, I.M. (1997). Development Control System and GIS for Local Authority in Malaysia: A
Case at Kuala Lumpur City Hall. Proceeding of the 5th International Conference in Computers in Urban Planning
and Urban Management, Bombay, India
Zulherman. (2002). Analysis Of Flood Zone Using Geographic Information System-
GIS, MSc. Thesis. Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Built Environment, Universiti Teknologi
Malaysia.

Lima puluh hal tentang Barack Obama yang ditulis oleh Jon Swaine, wartawan Telegraph :

-Mengkoleksi komik "Spider-Man" dan "Conan the Barbarian"
-Dikenal sebagai "O'Bomber" saat SMU karena jago basket
-Namanya berarti "orang yang diberkati" dalam bahasa Swahili
-Hidangan favoritnya adalah linguini udang buatan sang istri, Michelle.
-Meraih Grammy tahun 2006 untuk kategori versi audio bukunya, "Dreams From My Father"

-Kidal, dia adalah presiden kidal ke-6 pasca perang
-Telah membaca semua buku Harry Potter
-Punya satu set sarung tinju merah bertanda tangan Muhammad Ali
-Saat remaja bekerja di toko eskrim Baskin-Robbins tapi sekarang tidak bisa makan eskrim
-Kudapan kesukaannya adalah batang coklat-kacang penuh protein

-bisa bahasa Spanyol
-Saat kampanye tidak mau nonton CNN dan memilih saluran olah raga
-Minuman kesukaannya adalah "black forest berry iced tea"
-Berjanji pada Michelle akan berhenti merokok sebelum kampanye
-Dikenal sebagai Barry hingga saat di universitas, dia diminta menuliskan nama panjangnya
-Buku favoritnya adalah Moby-Dick karya Herman Melville
-Berkunjung ke Wokingham, Berks, tahun 1996 untuk menghadiri pesta yang diselenggarakan tunangan saudara perempuan satu ayah, tapi dia pergi saat penari telanjang tiba.
-Mejanya di kantor Senat pernah digunakan Robert Kennedy
-Tahun lalu bersama istrinya, Michelle, meraup 4.2 juta dolar (lebih dari Rp42 miliar) , sebagian besar adalah hasil penjualan bukunya.
-Film kesukaannya adalah Casablanca dan One Flew Over the Cuckoo's Nest
-Dia menyimpan patung kecil Bunda Maria dan kalung milik seorang tentara di Irak

-Melamar untuk jadi model kalender kampus saat di Harvard tapi ditolak oleh panitia yang semuanya perempuan.
-Musik kegemarannya antara lain Miles Davis, Bob Dylan, Bach dan The Fugees
-pertama kali nonton bioskop dengan Michelle adalah film "Do The Right Thing" karya Spike Lee
-Senang scrabble dan poker
-Tidak minum kopi dan jarang minum alkohol
-Kalau tidak jadi politisi kemungkinan jadi arsitek
-Saat remaja sempat terlibat mariyuana dan kokain
-Anak perempuannya bercita-cita sekolah di Yale lalu jadi aktris (Malia, 10) . Anaknya yang lain, Sasha (7) ingin jadi penyanyi dan penari.
-Tidak suka tren anak muda yang memakai celana panjang kedodoran
-Baru melunasi cicilan biaya kuliahnya empat tahun lalu setelah menerbitkan buku

-Rumahnya di Chicago punya empat tungku perapian
-Orang tua baptis anaknya, Malia, adalah Santita, anak tokoh politik berkulit hitam, Jesse Jackson
-Mengaku punya kebiasaan paling jelek yaitu selalu mencek BlackBerry-nya.
-Menggunakan laptop Apple Mac
-Menggunakan mobil Ford Escape Hybrid setelah meninggalkan Chrysler 300 yang boros BBM
-Mengenakan stelan Hart Schaffner Marx seharga 1500 dolar
-Punya empat pasang sepatu hitam ukuran 11 yang sama persis
-Pangkas rambut sepekan sekali di Chicago oleh pencukur Zariff yang ongkosnya 21 dolar
-Fiksi kesukaannya di televisi adalah Mash dan The Wire
-Nama sandinya di Secret Service (pengawal presiden) adalah "Renegade"

-Julukan dari mendiang neneknya adalah "Bar"
-Punya rencana membuat lapangan basket di Gedung Putih
-Seniman favoritnya adalah Pablo Picasso
-Pintar memasuk chilli
-Di mejanya ada ukiran kayu berupa tangan memegang telur. Lambang itu di Kenya berarti hidup adalah rapuh
-Mendiang ayahnya adalah ekonom senior untuk pemerintah Kenya
-Kuat mengangkat barbel seberat 200lbs

Kamis, 13 November 2008

IKRAR SEORANG INSINYUR

IKRAR SEORANG INSINYUR
Profesi yang aku sandang dengan penuh kehormatan dan kebanggaan tampa rasa takabur
Kehormatan yang membuahkan kewajiban – kewajiban yang secara tulus akan aku tunaikan.

Bila masyarakat memerlukan.
Keterampilan dan Pengetahuan yang ada padaku, ku persembahkan tampa batasan.
Nikmat ilmu yang aku miliki, harus kusyukuri dengan Pengabdian kepada kemanusiaan dan kebenaran sebagai
Tanggung jawab pada si Pemberi nikmat Tuhan Yang Maha Esa

Dengan kecemburuan Ibu aku jaga reputasiku mulia dan nama baik profesi insinyur yang telah aku pilih.
Dengan kesetiaan seorang sahabat aku jaga kepentingan dan nama baik dari rekan insinyur yang aku tahu pantas
Dimiliki.
Akan tetapi aku tidak gentar kalau kewajiban memanggil untuk memaparkan kebenaran tentang sesuatu atau seorang
Rekan yang tindak tanduknya terbukti tidak bertanggung jawab
Semenjak zaman batu, kemajuan kemanusiaan hanya makin terjadi karena kepiawaian moyangku seorang insinyur
Ditangan mereka prinsip ilmu pengetahuan dan relevansi teknologi menjadi hal yang praktis dan berguna berkat akumulasi
Dan pengalaman merekalah aku mungkin meniti kemajuan, karenanya aku buktikan diriku untuk penyebaran pengetahuan
Keinsinyuran yang aku miliki terutama bagi rekan yang lebih muda, muda usia dan muda pengalaman

Dan kepada rekan – rekan setaraku aku menjanjikan dan menuntut pula sikap adil dan intergritas sikap toleransi dan penuh respek dalam
Menghayati dan menjaga kehormatan profesi ini sadar selalu bahwa mengabdikan profesi pada masyarakat sekeliling, pada generasi yang akan
Datang, pada lingkunagan hidup yang lebih baik, pada hati nurani yang bersih merupakan manifestasi pengabdian kepada sang pencipta TuhanYang Maha Esa.

Senin, 15 September 2008

PEMANFAATAN ELEMENTAL COST ANALYSIS DALAM MENYIAPKAN RENCANA ANGGARAN BIAYA KASAR YANG MENGGUNAKAN METODE PERHITUNGAN KELUASAN LANTAI


JDDJ!.!3117
PEMANFAATAN ELEMENTAL COST ANALYSIS DALAM MENYIAPKAN RENCANA ANGGARAN BIAYA KASAR YANG MENGGUNAKAN METODE PERHITUNGAN KELUASAN LANTAI
Aifi A. I. Iswandi dan Sesmiwati
Jurusan Teknik Ekonomi Konstruksi
Universitas Bung Hatta
ABSTRAK: Menyiapkan Rencana Anggaran Biaya adalah satu tugas pokok dari Quantity Surveying. Untuk menyiapkan Rencana Anggaran Biaya ini ada beberapa cara yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan perhitungan antara lain : Cara Keluasan Lantai , Cara Unit dan Cara Anggaran Kuantiti. Dari cara-cara tersebut diatas cara keluasan lantai adalah cara yang paling sering dimanfaatkan untuk menyiapkan Rencana Anggaran Biaya kasar pada saat feasibility study karena cara ini tidak membutuhkan gambar detail dan hasilnya mendekati tepat. Untuk mempercepat proses menyiapkan rencana anggaran biaya dengan cara ini dapat dimanfaatkan Element Cost Analysis yang merupakan informasi dari proyek sejenis yang telah selesai dikerjakan.
ABSTRACK: Preparing cost of estimate one thing that a Quantity Surveyor have to do. There is 3 ways that we choose to prepare the cost of estimate. There are: Superficial Method, Unit Method and Approximate Quantity Method. From the 3 ways above the superficial method is likely to use because this way doesn’t need detail drawing and it’s closely right. Using Elemental Cost Analysis can help us to prepare cost of estimate faster and easier.
Key Word: Cost of estimate, Superficial Method, Elemental Cost Analysis
I PENDAHULUAN
Menyiapkan Rencana Anggaran Biaya atas suatu pekerjaan membangun adalah salah satu layanan jasa yang dapat diberikan oleh seorang Quantity Surveyor baik dalam masa pra kontrak maupun post kontrak. Ada kalanya Pengguna Jasa meminta Quantity Surveying untuk menyediakan Rencana Anggaran Biaya dalam tempo waktu yang singkat yang biasanya pada saat feasibility study suatu proyek, tetapi terkadang Quantity Surveying diminta menyediakan Rencana Anggaran biaya suatu proyek dengan rinci biasanya pada saat pekerjaan tersebut siap dimulai.
Apabila keinginan Pengguna Jasa adalah tersedianya Rencana Anggaran Biaya dalam waktu singkat dengan rencana gambar yang belum terlalu lengkap maka Elemen Cost Analysis yang merupakan kumpulan informasi mengenai bangunan dapat dimanfaatkan sebagai rujukan sehingga keinginan Pengguna Jasa dapat dipenuhi.
Ada beberapa cara yang dapat dipakai oleh seorang Quantity Surveyor untuk menyiapkan Rencana Anggaran biaya yang diminta Pengguna Jasa. Baik itu Rencana Anggaran Biaya kasar maupun terinci.
JDDJ!.!3117
II MENYIAPKAN RENCANA ANGGARAN BIAYA
Adapun beberapa cara yang dapat digunakan oleh seorang Quantity Surveyor dalam menyiapkan Rencana Anggaran Biaya antara lain :
1. Cara Anggaran Keluasan Lantai (Superficial Method)
Caranya ialah dengan mengukur luas lantai kasar dari suatu rencana pekerjaan atau yang dikenal juga dengan Gross Floor Area (GFA). Dengan mengalikan antara panjang dan lebar bagian dalam bangunan dan mengabaikan semua pembatas yang ada didalam bangunan tersebut.
Setelah luas didapat Quantity Surveyor perlu mengetahui biaya untuk satu meter persegi yang bisa didapatkan dengan merujuk pada biaya yang berlaku saat itu didaerah tersebut dan pada bangunan yang hampir sama. Misalnya :
Terdapat suatu rencana gambar ruko 3 lantai dengan ukuran 15 m x 8 m
Maka, keluasan lantai seluruh ruko tersebut adalah 15 x 8 x 3 = 360 m2
Jika diketahui pada saat itu harga 1 m2 untuk bangunan adalah
Rp 200.000,-
Maka didapat bahwa anggaran kasar yang dibutuhkan adalah
360 m2 x Rp 200.00,-= Rp 7.200.000,-
Cara ini biasa digunakan terhadap rencana pekerjaan yang belum lagi memiliki gambar detail biasanya terbatas pada denah, tampak dan potongan. Cara ini juga biasa digunakan untuk meyiapkan rencana Anggaran biaya kasar dengan cepat untuk memenuhi keinginan Pengguna Jasa dalam mendapatkan gambaran biaya yang dibutuhkan untuk mendirikan bangunan. Perlu diingat bahwa item-item pekerjaan seperti external work,piling dan lain-lain tidak termasuk dalam perhitungan dengan cara anggaran keluasan lantai ini.
Adapun keuntungan-keuntungan menggunakan cara ini antara lain : pengguna jasa yang terkadang awam terhadap masalah konstruksi dapat memahami mengingat perhitungan Gross Floor Area tersebut mudah dipahami, anggaran biaya yang diminta dapat disediakan dengan cepat dan mudah walaupun dengan rencana gambar yang belum lagi lengkap, cara ini lebih tepat dibandingkan dengan cara perhitungan lain.
Sedangkan kerugian menggunakan cara ini antara lain : perhitungannya tidak melibatkan bentuk denah, tinggi yang juga merupakan faktor pembiayaan dan sulitnya membuat analisa harga jika hanya berpedoman pada hasil perhitungan dengan cara ini.
2. Cara Unit (Unit Method)
Cara menyiapkan Anggaran biaya dengan metode ini adalah dengan menghitung bagian-bagian bangunan kedalam unit. Dengan kata lain biaya yang dihasilkan nantinya akan bergantung pada jumlah unit dan harga item per unit. Misalnya :
JDDJ!.!3117
Sebuah bangunan rumah sakit membutuhkan 3000 unit tempat tidur dengan harga per unit Rp 700.000,- maka biaya total adalah 3000 x Rp 700.000,- = Rp 2.100.000.000
Keuntungan menggunakan cara perhitungan ini adalah : sangat tepat digunakan untuk bangunan yang tipikal dan merupakan cara yang paling mudah dalam menyiapkan anggaran biaya.
Sedangkan kerugian menggunakan cara ini adalah : akan menyulitkan dalam pemeriksaan kembali mengingat perhitungan tidak melibatkan ukuran serta bentuk item dan hasil yang didapat akan kurang tepat.
3. Cara Anggaran Kuantiti (Approximate Quantity)
Cara ini adalah cara yang paling baik dalam menghitung anggaran biaya rinci karena cara ini mengukur tiap item pekerjaan berdasarkan bentuk, ukuran dan spesifikasinya. Perhitungan seperti ini adalah perhitungan secara detil pada bangunan.
Cara ini membutuhkan rencana gambar yang lengkap dan detil serta mempertimbangkan biaya untuk pekerjaan preliminaries dan contingencies.
Keuntungan menggunakan cara ini antara lain : memudahkan pemeriksaan kembali mengingat cara ini membagi elemen pekerjaan menjadi kelompok-kelompok tertentu, memudahkan penyesuaian harga jika terjadi perubahan dikemudian hari.
Sedangkan kerugian menggunakan cara ini adalah : membutuhkan waktu untuk menyiapkannya dan semua gambar, detail dan spesifikasi yang berkaitan hendaknya lengkap.
Dari 3 cara yang dijelaskan diatas cara anggaran keluasan lantai (superficial method) adalah cara yang biasa digunakan pada saat feasibility study dan sangat berkaitan dengan Elemen Cost Analysis yang akan dibahas selanjutnya.
III ELEMEN COST ANALYSIS
Element Cost Analysis adalah kumpulan infomasi atau data mengenai elemen-elemen atau komponen-komponen utama dari bangunan sekaligus dikaitkan dengan harga atau biaya elemen-elemen atau komponen-komponen bangunan tersebut. Informasi mengenai hal-hal diatas didapat dari bangunan yang telah selesai dikerjakan.
Fungsi dari Element Cost Analysis ini bagi seorang Quantity Surveyor adalah sebagai rujukan atau referensi mengenai informasi harga atau biaya yang sangat berguna untuk menyiapkan rencana anggaran biaya kasar pada proyek selanjutnya yang sejenis.
Terdapat beberapa prinsip dasar dalam membuat element cost Analysis suatu pekerjaan, antara lain :
1. Pekerjaan tersebut sudah selesai.
JDDJ!.!3117
2. Semua informasi yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut juga telah lengkap, misalnya dokumen kontrak pekerjaan tersebut, gambar-gambar rencana dan lain-lain.
3. Analisis tersebut disajikan dalam format yang jelas dan teratur.
4. Yang termasuk dalam analisis ini hanyalah biaya pekerjaan saja.
5. Biaya perizinan, Bayaran atas jasa dan lain-lain tidak dimasukkan kedalam analisis ini.
Sedangkan isi dari Element Cost Analysis adalah penjelasan dari hal-hal berikut antara lain :
Ketentuan Umum
• Hal-hal yang berkaitan dengan sumber informasi terhadap analisis ini hendaknya dicantumkan.
• Analisis ini hanya diperuntukkan bagi bangunan tunggal, sedangkan apabila digunakan untuk bangunan kompleks hendaknya dicantumkan.
• Bagian pertama menjelaskan tentang nama proyek, lokasi, keterengan mengenai kondisi fisik, pengguna jasa, jenis tender yang digunakan, jenis kontrak yang digunakan, informasi biaya, pihak-pihak yang terlibat dan lain-lain
• Bagian kedua menjelaskan tentang pengelompokan grup elemen-elemen
• Bagian ketiga menjelaskan tentang pengelompokan elemen-elemen
• Bagian keempat menjelaskan tentang spesifikasi tiap-tiap elemen
Informasi Proyek
• Tipe bangunan
antara lain : Bangunan Kantor
Bangunan Pelayanan Kesehatan
Bangunan Hiburan
Bangunan Religius
Bangunan Pendidikan
Bangunan Negara
Bangunan Peristirahatan
Bangunan Industri
• Klasifikasi bangunan
antara lain : Bangunan yang dibuat dari bahan beton (Vibrated Reinforced Concrete/VRC)
Bangunan yang terbuat dari bahan baja (Steel Framed/STL)
Bangunan yang terbuat dari bahan kayu (Timber Framed)
JDDJ!.!3117
Bangunan yang terbuat dari bahan campuran (Composite
Frame/COM)
Dan lain-lain
• Kode, jumlah tingkat dan Gross Floor Area hendaknya dicantumkan
• Penjelasan mengenai judul proyek
• Pengguna Jasa, apakah pemerintah atau swasta
• Lokasi, dijelaskan dimana proyek tersebut dikerjakan (kota dan provinsi)
• Tanggal diadakannya tender
• Keadaaan Pasar, yang mempengaruhi jalannya pekerjaan pada waktu itu misalnya : daerah asal tenaga kerja, material, peralatan dan lain-lain
• Fluktuasi harga, apakah ada keadaan turan naik harga yang berpengaruh terhadap jalannya pekerjaan pada waktu itu.
Informasi Fisik Bangunan
• Gross Floor Area, antara lain : Luas total daerah terbuka dan tertutup
Termasuk partisi, kolom dan item lain dalam bangunan
Termasuk lift, area tanaman dan lain-lain
Termasuk area pembuangan air kotor
• Lantai Paling Bawah/Basement (jika ada), apa saja yang ada pada area ini diukur termasuk dalam Gross Floor Area
• Lantai Bawah, apa saja yang termasuk pada area ini diukur dalam Gross Floor Area
• Lantai Atas, apa saja yang termasuk pada area ini diukur dalam Gross Floor Area
• Daerah tertutup yang diperuntukkan secara khusus misalnya kantin
• Ruang Sirkulasi, diantara termasuk, teras, lobi, koridor dan lain-lain
• Daerah untuk keperluan service, antara lain dapur, ruang kebersihan, lift dan lain-lain
• Daerah Built Up
• Site Area
• Daerah yang tidak tertutup
• Daerah yang disewakan (bila ada)
• Jumlah kamar (jika pada bangunan hotel)
• Daerah Parkir
JDDJ!.!3117
Bentuk desain dan deskripsi bangunan
Menjelaskan tentang : Penjelasan umum
Ketinggian bangunan
Ketinggian lantai
Rasio perbandingan dinding dan lantai
Keadaan Lokasi Proyek
Menjelaskan tentang : Akses ke lokasi
Lingkungan sekitar bangunan
Keadaan topografi sekitar bangunan
Keadaan iklim
Informasi Biaya
• Preliminaries
Biaya yang diperuntukkan untuk persiapan pekerjaan
• Provisional Sum
Biaya yang diperuntukkan untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan tetapi desain atau gambar belum lengkap.
• Prime Cost
Sejumlah uang yang termasuk dalam kontrak untuk pekerjaan khusus yang akan dilakukan oleh Nominated Sub Contractor
• Contingencies
Sejumlah uang yang diperuntukkan untuk jaga-jaga terhadap perubahan pekerjaan
• Contract Sum
Sejumlah uang yang diperuntukkan untuk kegiatan yang tercantum dalam kontrak termasuk preliminaries, contingencies dan external work
• Construction Cost
Biaya untuk bangunan tetapi tidak termasuk contingencies dan external works
• Project Cost
Biaya yang diperuntukkan untuk proyek termasuk preliminaries, contingencies, dan external works
Kontrak
Menjelaskan tentang tipe kontrak, periode kontrak dan lain-lain
JDDJ!.!3117
Tender
Menjelaskan tentang tender yang digunakan dan prosesnya
Pihak-pihak yang terlibat
Menjelaskan tentang pihak yang mendisain, mengatur dan mengontrol pekerjaan.
Kontraktor
Menjelaskan pihak-pihak yang menjadi kontraktor utama atau sub kontraktor yang mengerjakan pekerjaan.
Kesimpulan dari Pengelompokan Elemental Cost
Adalah sebagai berikut :
Sub Structure (SB)
Super Structure (SP)
Finishes (FI)
Fittings dan Finishing (FF)
Services (SV)
Special Services (SS)
Preliminaries (PR)
Contingencies (CT)
External Works (EX)
Nilai Persen dari tiap kelompok elemental cost dan biaya per m2 dari Gross Floor Area harus dicantumkan. Nilai biaya total akan dibagi dengan gross floor area bangunan.
Spesifikasi
Spesifikasi dari tiap item hendaknya dicantumkan.
Data diatas adahal hal-hal yang dapat ditemukan dalam Element Cost Analysis yang dibuat berdasarkan suatu pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.
IV KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan informasi yang terdapat pada suatu Element Cost Analysis, Quantity Surveyor dapat menggunakannya sebagai pedoman menyiapkan rencana anggaran biaya kasar jika diminta berdasarkan gambar rencana (denah, tampak, potongan) dan menghitung menggunakan cara perhitungan keluasan lantai atau Superficial Method. ( Jika memenuhi syarat).
JDDJ!.!3117
Adapun hambatan yang ditemui dalam penyusunan maupun pemanfaatan Element Cost Analysis ini antara lain :
1. Kurang pedulinya kita untuk menghimpun kembali informasi dari pekerjaan yang telah kita kerjakan untuk disusun dalam format Element Cost Analysis ini.
2. Sulitnya mendapatkan informasi mengenai harga, fluktuasi harga dan tingkat inflasi.
3. Tidak adanya standar format untuk menyusun Element Cost Analysis ini.
DAFTAR PUSTAKA
PT Branusa, 1995, Manual for Preparation of Element Cost Analysis and Standard Form of Element Cost Analysis, Jakarta
PT Kosprima Sarana Kuantitama, Technical Manual for Quantity Surveyor, Jakarta

Sabtu, 26 Juli 2008

PEMBANGUNAN PERUMAHAN YANG BERTUMPU

PEMBANGUNAN PERUMAHAN YANG BERTUMPU
PADA MASYARAKAT
Elfida Agus
Dosen Tetap Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta

Peran serta atau partisipasi mudah menjadi klise dikalangan para penyelenggara pembangunan, orang terlalu mudah mengakui nilainya, tetapi tidak banyak berbuat untuk menjadikannya realitas. Jika proses pelaksanaan dijadikan medan penting bagi berlangsungnya peranserta itu, para administrator memikul tugas dan tanggung jawab yang besar. Pembangunan perumahan dapat dilihat dari: 1) Kebutuhan perumahan, 2) Pembiayaan pembangunan, 3) Pelaku pembangunan. Secara garis besar, perangkat perwujudan partisipasi masyarakat dapat ditinjau dari tiga dimensi, yakni : 1) Dimensi perencanaan/disain, 2) Dimensi pengambilan keputusan, 3) Dimensi keuangan. Ke tiga dimensi ini melibatkan beberapa instansi pemerintah atau pihak dan berpengaruh besar terhadap keberhasilan atau kegagalan partisipasi masyarakat.

Rendahnya Produktivitas Karena Kurangnya Penguasaan IPTEK


Salah satu sebab rendahnya produktifitas bangsa Indonesia adalah karena kurangnya menguasai IPTEK. Sebagai upaya meningkatkan IPTEK, dapat ditempuh melalui berbagai cara penciptaan etos kerja dan budaya kerja. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Permukiman Propinsi Jawa Timur DR Ir. Eddy Indrayana saat membuka diseminasi dan evaluasi pemberlakuan UU Jasa Konstruksi dan standarisasi harga satuan bahan bangunan dalam rangka penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara di Batu, Malang, Jawa Timur.

Dengan semakin maraknya pembangunan di Jawa Timur khususnya dan Indonesia pada umumnya, diperlukan aparat dan pelaku pembangunan yang terampil sehingga produktivitas meningkat. Untuk itu perlu pula dilengkapi dengan piranti yang memadai, sehingga dalam pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik, tambahnya.

Menurut Eddy, tantangan bangsa Indonesia memasuki abad ke 21 tidak semakin ringan, justru akan semakin berat. Tantangan yang dihadapi antara lain meningkatkan daya saing bangsa terhadap bangsa lain di era perdagangan bebas serta bagaimana memecahkan permasalahan ketenaga-kerjaan di negara kita dengan cara yang sebaik-baiknya.

Meningkatkan daya saing berarti meningkatkan produktivitas bagi kelompok tehnolog, sedangkan rendahnya produktifitas bangsa Indonesia sebagai suatu masalah sumber daya manusia.

Dalam rangka menunjang pembangunan di era globalisasi, perekonomian terbuka dan perdagangan bebas perlu mempersiapkan diri. Tidak hanya meningkatkan kualitas kemampuan dan profesionalisme tetapi juga menguasai tehnologi maju, meningkatkan etika moral dan disiplin dalam melaksanakan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Eddy mengharapkan diseminasi dan evaluasi ini dapat dijadikan wadah pembinaan bagi para aparat, khususnya para pelaku pembangunan, agar tetap bisa eksis menghadapi tantangan. Ia mengajak membuka kembali cakrawala pandang terhadap berbagai tantangan di bidang jasa konstruksi yang mengalami pertumbuhan semakin pesat seiring dengan kebutuhan, namun ternyata belum diimbangi dengan peningkatan kemampuan pelaku pembangunan dan tatanan penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung negara yang maksimal.

Dalam diskusi terungkap beberapa permasalahan yang timbul di lapangan. Permasalahan tersebut antara lain diungkapkan Nurhadi, salah satu peserta dari Dinas Bangunan Kota Surabaya, menyangkut tenaga yang telah mempunyai sertifikat, yang belum menjamin hasil pekerjaanya.

Menjawab pertanyaan tersebut Kepala Pusat Pembinaan Konstruksi, Hinu Endrosayono, mengatakan dengan berlakunya Undang-Undang Jasa Konstruksi, diinginkan untuk menanamkan dan menumbuh kembangkan kebanggaan profesi. Seperti sering disampaikannya, bahwa di Indonesia ini belum dikembangkan mengenai kebanggaan profesi. Adakah keluarga menengah atas di Indonesia yang menyekolahkan anaknya di sekolah kejuruan, atau sekolah tukang? Tanyanya. Karena memang, apabila menyekolahkan anaknya di sekolah kejuruan, tidak akan jelas hari depannya. Yang utama adalah tidak bisa mendatangkan uang.

Mengenai sertifikat keahlian sebenarnya merupakan tanggung jawab Lembaga Pengembangan Jasa Kosntruksi (LPJK), karena itu sekarang ini kita berusaha mendorong agar LPJK bekerja bagus. Sehingga apabila tenaga sudah mempunyai sertifikat yang standard, maka mereka juga akan memperoleh pendapatan sesuai sertifikat yang mereka punyai, tambahnya.

Diseminasi ini diselenggarakan kerjasama antara Dinas Permukiman Propinsi Jatim dengan Bapekin. Sebagai nara sumber dari Bapekin dan Ditjen Permukiman Departemen Kimpraswil yang diikuti peserta dari Dinas Permukiman Propinsi Jatim, petugas Survey Harga Satuan Bahan Bangunan, Pimpro/Pimbagpro dari Instansi PMA, Asosiasi Profesi, Instansi terkait termasuk BPS. S